Siapa pun yang belum pernah ke pantai Padang Sumatera Barat, tentu tidak akan dapat merasakan suasana deburan ombak kencang yang menghantam bebatuan dan jerit kegirangan anak-anak yang tengah berkejar-kejaran dan bermain bola pantai. Ini hanyalah salah satu yang dapat diperoleh dengan berwisata ke Pantai Padang. Tentu masih ada yang lain.
Disamping ingin merasakan suasana pantai termasuk saat-saat matahari merunduk ke peraduannya, para pengunjung yang berdatangan dari luar daerah tidak akan melewatkan kesempatan untuk mencicipi hidangan seafood yang banyak di jual di kawasan pantai tersebut.
Pantai Padang saat ini menjadi daya tarik wisata utama bagi ibukota Provinsi Sumatera Barat. Melihat kondisi saat ini, sulit untuk mempercayai bahwa beberapa tahun lalu kondisi Pantai Padang sangat memprihatinkan. Rumah-rumah reot berdiri rapat, ribuan penduduk kawasan kumuh tak sudi untuk pindah walau dijanjikan kompensasi tanah dan uang yang layak, sampah berserakan, terkadang juga kotoran manusia di atas pasir pantai. Belum lagi para peminta-minta yang ngotot minta diberi sedekah serta para penjual makanan yang berlomba pasang harga tinggi padahal sarana yang disediakan hanya berupa meja tua atau kursi kayu reot.
Kemudian, gempa yang susul menyusul dan isu tsunami secara ajaib merubah wajah pantai
Di sini hampir semua jajanan khas pantai tersedia. Sebut saja sate, pisang bakar, jagung bakar, rujak dan hidangan seafood. Di pagi hari, para penjual tangkapan hasil laut ikut meramaikan kawasan ini. Beragam ikan segar, cumi-cumi dan kepiting dijajakan, tentu saja dengan harga yang cukup miring dan belum disiram dengan formalin. Dan dalam suasana lebaran, ketika perut banyak dijejali makanan berdaging dan bersantan, keinginan untuk makan dengan menu seafood adalah pilihan yang tepat dan perangsang selera makan yang luar biasa.
Jadilah kami siang itu, di hari ke-empat setelah lebaran makan ‘beladasan’ di Pantai
Makan di pantai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar