Penyakit pegal linu menyerang hampir semua orang, dimulai dari kelas pekerja fisik hingga pekerja otak alias kantoran. Orang dewasa, anak-anak, bahkan bayi yang baru berumur beberapa bulan, juga butuh pijatan. Ketika jamu pegal linu tidak mampu mengurangi rasa pegal-pegal di badan, tidak ada alternatif lain selain menyerahkan raga ini ke tukang pijat. Saya menyukai tukang pijat tradisional.
Namun mencari tukang pijat yang cocok, bukanlah urusan sepele. Jalannya panjang dan berliku-liku, bahkan diantara sesama pasien pun terjadi saling rebut tukang pijat. Di rumah tukang pijat top, biasanya terdapat antrian 3 hingga 5 orang. Mereka datang ke tukang pijat yang sama dengan alasan ‘pegangan’ tukang pijat tersebut mengena dengan bagian tubuh yang pegal-pegal.
Sebagian pasien ingin dipijat di rumah mereka sendiri. Alasannya; ingin lebih nyaman dan tidak terburu-buru. Namun pilihan ini sering berbuntut kecewa. Seorang tukang pijat yang diorder untuk datang ke rumah pada jam 4 sore, ternyata hingga beberapa jam kemudian tidak muncul juga. Ternyata dia sedang memijat tetangga sebelah yang kebetulan melihatnya lewat dan langsung menyeretnya ke dalam rumah.
Tukang pijat pun sering ingkar janji dan malu-malu menyebut tarif. Sering lewat telpon dia menyanggupi untuk datang namun ditunggu dan ditunggu, tidak muncul. Ternyata dia pergi memijat ke tempat lain. “Iyalah, yang jemput dia
Banyak tukang pijat ‘panggilan’ memang tidak menyebut tarif resmi atas jasanya. Katanya takut kualat kalau mematok harga. Kepandaian memijat merupakan berkah tuhan, jadi masalah tarif tidak boleh disebut-sebut.
Tapi tukang pijat juga manusia. Kalau ada yang membayar lebih mahal, kecendrungan tukang pijat untuk melayani panggilan pasien gedongan tersebut akan lebih kuat ketimbang menyambangi pasien lain yang walaupun masih sekampung namun bayarannya ‘standar’.
Tukang pijat menjadi semakin langka, juga karena faktor tidak ada regenerasi yang mulus. Tidak semua tukang pijat mewariskan ilmunya kepada keturunannya. Begitu juga tidak semua keturunan tukang pijat mau melanjutkan profesi orangtua atau kakek neneknya. Padahal penghasilan tukang pijat lumayan lho. Jika satu orang yang dipijat memberi upah Rp.25 ribu, 5 orang pasien sudah mendatangkan uang Rp 125 ribu per hari. Modalnya hanyalah minyak kelapa, balsem atau minyak kayu putih. Kalau dipanggil ke rumah bayarannya pun lebih besar, berkisar Rp30 ribu hingga Rp50 ribu, plus buah tangan yang lain seperti kue atau kain sarung.
Jadi, meskipun pijat refleksi bertabur di mana-mana, tukang pijat tradisional tetap sangat dibutuhkan. Sayang, tak banyak yang tertarik jadi tukang pijat ini. Gak keren kali ya?
butuh tukang pijat di jambi? servis memuaskan, 30 ribu saja hub: 082126707374 -firman-
BalasHapusklik massage-jambi.blogspot.com
BalasHapusSalam
kalo mau cari tukang pijat urut yg betul2 mantap coba saja langganan say gan. namanya pak yudi ni nmor hp nya 082183228422. dia juga ahli ramuan tradisional jawa cina dan dayak. konsultasi utk ramuan obat gratis. silahkan coba. bisa di panggil cuma 50 rbu tpi betul2 kena dan pas..
BalasHapusbetul pak. saya juga langganan beliau, mantap. saya dulu sering migrain sekarang sudah sembuh. makasih pak yudhi.
BalasHapussekarang pak yudhi pindah alamat dimana ya..saya hubungi nomornya kok sulit. siapa ang tahu tolong donk..
BalasHapusagung jelutung
Menjadi Tukang Pijat itu tdk gampang krn butuh ke iklasan serta tenaga ekstra harus sabar,dari Bu Ija Totok Aura Makassar
BalasHapus