NAMA Kayu
Aro tak asing lagi bagi sebagian
besar orang Jambi. Selain mengingatkan kepada wilayah ketinggian di Kabupaten
Kerinci yang indah, dingin dan masih berkabut di pagi hari serta produsen
sejumlah komoditi hortikultura, nama Kayu Aro juga dilekatkan sebagai nama sebuah
produk kemasan kebanggaan negeri ini, Teh Kayu Aro.
Meski tak sewangi
sebuah produk teh bermerek lain, Teh Kayu Aro memiliki keunggulan karena aroma
tehnya yang lebih pekat dan sedikit rasa pahit yang tersisa di ujung lidah. Khasiatnya
yang tinggi - bisa mencegah osteoporosis-, merupakan perkebunan tertua dan
terluas di dunia, dan konon diminum keluarga kerajaan Belanda, menambah istimewa
teh ini.
Sayangnya, Teh Kayu
Aro belum menjadi brandednya Jambi. Selayaknya, bila Jambi disebut maka ingatan
semua orang akan tertuju ke produk minuman ini. Tamu yang datang ke Jambi justru
lebih mengenal empek-empek atau sebuah produk kopi. Padahal sebagai produk unggulan
khas Jambi, teh ini sudah memenuhi semua syarat; ditanam dan diolah di Jambi,
telah mengakar karena sudah ada sejak zaman Belanda, enak dan berkualitas serta
diproduksi berskala besar.
Upaya mengasosiasikan
teh ini dengan Jambi tak terlihat, apakah ini disengaja? Apakah karena teh ini
dikelola sebuah perusahaan milik negara, tidak boleh diklaim sebagai khas
Jambi? Atau ini semata karena belum ada usaha Pemerintah Provinsi Jambi untuk
membangun citra seperti itu?
Sesungguhnya sangat
penting untuk mengatakan kepada kepada Indonesia dan dunia bahwa Jambi memiliki
teh berkelas internasional. Namun iklan teh Kayu Aro yang diharapkan menjadi
media untuk itu, tak berhasil membangun citra teh asli Jambi. Iklan teh ini bahkan
dinilai sebagai salah satu iklan yang membosankan dan paling tidak menarik di
layar kaca.
Sudah seharusnya Teh
Kayu Aro dicitrakan sebagai Jambi Punya.
Bukan sekedar teh yang diseduh dan diminum setiap hari, tapi sebuah produk yang
diolah dari teh yang tumbuh di tanah ini dan memiliki sejarah yang sangat tua. Teh
yang akan selalu mengingatkan peminumnya tentang Tanah Jambi. (***)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar