Saya
ingin tahu, di manakah posisi Ibu Ainun saat ini. Apakah dia berada
di President Suit Room atau di mana?
Pernyataan Bachruddin Jusuf
Habibie tersebut, tentang almarhum istrinya dr. Hasri Ainun yang
meninggal 22 Mei 2010 di Jerman, membuat ruangan yang dipenuhi oleh
Pengurus Dewan Riset Nasional (DRN) dan perwakilan Dewan Riset Daerah
(DRD) dari 26 Provinsi di Indonesia itu sontak hening. Masih teringat
dengan jelas bagaimana Presiden RI ke-3 ini sangat terpukul dengan
kematian istrinya tahun lalu. Tak biasanya Habibie berbicara hal
spritual dan di forum para pakar dari berbagai disiplin ilmu
tersebut, dia menyebut-nyebut tentang kehidupan sesudah mati.
”Dalam
perjalanan dari Kuningan (kediaman Habibie-red) ke Serpong
ini, saya membaca Surah Yasin dan beberapa surah lain untuk
dikirimkan ke dua orang ibu, pertama ibu yang melahirkan saya, dan
yang kedua Ibu Ainun pendamping hidup saya. Saya yakin, getaran di
hati saya saat membaca surah Al- Qur'an dan doa-doa akan sampai
kepada mereka, karena menurut teori fisika, getaran itu adalah energi
yang bisa dikirimkan ke tujuan manapun,” jelasnya.
Pada
kesempatan tampil sebagai keynote speaker dalam sidang
paripurna Dewan Riset Nasional tersebut, Kamis (15/12) di Gedung DRD
Serpong, Banten, Habibie masih terlihat energik dan ceria. Namun
bukan berarti dirinya telah melupakan pendamping hidupnya selama 48
tahun tersebut. Justru terlihat bahwa Habibie yang bangkit dari
kesedihannya menemukan optimisme bahwa istrinya berada di tempat yang
baik.
Dengan
gaya bahasa yang meletup-letup, Habibie berusaha menjelaskan
keberadaan ruh dengan menggunakan teori fisika quantum dan
penjelasannya tersebut cukup meyakinkan dan masuk akal. Menurutnya
ruh orang yang mati tersusun dari partikel-pertikel energi yang
memungkinnya terbang menuju akhirat. Tak cukup hanya bicara, ternyata
Habibie tengah merampungkan buku tentang ruh tersebut.
”Saya
sedang menulis buku dan hampir rampung. Buku ini menguraikan
pemikiran saya tentang di mana Ibu Ainun saat ini, tentang kehidupan
sesudah mati,” ucapnya seraya menambahkan buku tersebut akan
diluncurkan dalam delapan bahasa, termasuk bahasa Arab.
Nampaknya
selain sukses sebagai ilmuwan, Habibie juga penulis yang andal. Buku
Habibie dan Ainun, Kisah Cinta
Sejati Sang Profesor yang dirilis tahun lalu menarik
perhatian cukup besar. Kita tunggu saja, bagaimana Habibie menjawab
rasa ingin tahunya di buku barunya ini. (Asnelly
Ridha Daulay)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar