Mengenai Saya

Foto saya
Jambi, Jambi, Indonesia
wonderful life starts from a wonderful heart

13 April 2012

Terasi Tungkal Yang Istimewa



TERASI dapat disebut sebagai bumbu masakan terpopuler di Indonesia. Jauh sebelum pelezat masakan mengandung monosodium glutamate merambah dapur di negeri ini, terasi telah dipakai untuk melezatkan nasi goreng, rujak, sambal caluk, tumis kangkung dan hidangan lainnya. Terasi menjadi andalan juru masak untuk membuat masakan dengan rasa paripurna.

Kota Tungkal dan desa-desa di sepanjang lautnya telah cukup lama menjadi sentra pembuatan terasi dan turunannya di Jambi. Tidak hanya untuk kebutuhan lokal, terasi Tungkal diam-diam juga telah dikirim seantero Indonesia hingga negeri tetangga Malaysia. 

Nenek Roqayah, seorang pembuat terasi di Desa Parit 7 RT. 01 Kelurahan Tungkal 1 Kuala Tungkal, mengatakan setiap bulan sekitar 500 kg terasi dan petis dibawa ke luar Tungkal. “Sering juga ada permintaan dari Malaysia,” jelasnya.

Terasi yang diberi label Sri Rezeki Laut ini dijual Rp. 50.000/kg, sedangkan terasi basah dan belum berlabel dijual Rp. 15.000/kg.

Menurutnya membuat terasi tidak sulit, apalagi bahan bakunya, udang rebon tersedia setiap saat. Udang kecil tersebut dibeli dengan harga Rp. 2000/kg.

“Yang mahal itu garam, harganya Rp. 100 ribu sekarung ukuran 20 kg serta upah tenaga kerja. Saya membayar sekitar Rp. 10.000 untuk 1 kg terasi yang dibuat mereka,” tambahnya.

Makanya untung yang diperoleh wanita keturunan Jawa ini sebulannya hanya berkisar Rp. 1,5 juta. Untungnya, Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat lewat Dinas perikanannya meminjamkan peralatan mesin penggiling udang, cetak dan perkakas berteknologi sederhana lainnya, sehingga proses membuat terasi lebih cepat.

Sampai saat ini, pengeringan terasi masih menggunakan cahaya matahari, meski kadang-kadang terhalang oleh cuaca yang mendung. “Keringnya lebih bagus,” ucapnya mengemukakan alasan mengapa tak menggunakan oven untuk mengeringkan terasi tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar