Mengenai Saya

Foto saya
Jambi, Jambi, Indonesia
wonderful life starts from a wonderful heart

26 Februari 2012

Kuliner Dan Buahan Kamboja Yang Lezat dan Segar


MELANCONG ke Kamboja tidaklah lengkap tanpa mencicipi kuliner khasnya. Beberapa kuliner dan buah-buahan negara itu dapat ditemukan di Indonesia namun banyak juga yang terlihat asing. Rasanya bermacam-macam, cukup unik dan tentu saja cocok dengan lidah orang Indonesia. Inilah beberapa makanan Kamboja yang sering disajikan kepada para tamu:

1. Lok Lak
Makanan ini terbuat dari daging sapi yang dipotong potong kecil dan dipipihkan. Bumbu yang digunakan adalah saus tiram, kecap, merica, gula, lemon, dan bawang putih. Lok lak biasanya  dihidangkan dengan nasi. Rasanya begitu nikmat dan seperti makan steak.

2. Sgor Chrouk Gam Gov
kuliner yang satu ini adalah sup ikan gurami yang dimasak dengan lemon. Di dalam sup ini juga ditemukan jamur, serai dan bawang bombai. Rasanya lumayan enak dan unik karena dimasak dengan lemon.

3. Sgor Chrouk Moun
Ini juga sejenis sup, tapi sup ayam yang dimasak dengan berbagai macam sayuran seperti mentimun, kol dan seledri. Rasanya berbeda sekali dengan sup di Indonesia tapi tetap sedap.

4. Tek Ji Angkam
Ini merupakan minuman dari pepermint dengan warna hijau menyala tanpa pewarna dan rasanya sangat  fresh. Cocok buat melegakan tenggorokan Anda.

5. Tek Dong
Minuman ini terbuat dari kelapa dan disajikan dengan lemon. Nikmat dan melegakan dahaga dikala panas terik dan capek setelah seharian hunting oleh-oleh atau melancong keliling kota.

6. Numbout
Makanan ini sejenis lemper di Indonesia yang terbuat dari ketan berisikan ubi dan kelapa parut kasar

7. Makpreng Makprang
Ini adalah buah-buahan khas Kamboja dengan bentuk dan warna kuning seperti mangga tapi ukurannya  lebih kecil dari buah terong belanda. Rasanya manis seperti mangga tapi bijinya lebih besar dari daging buahnya sehingga kadang kita tidak puas memakannya.

8. Bandol Rich
Adalah sejenis wine natural khas Kamboja yang terbuat dari racikan berbagai tanaman herbal. Rasanya pahit. Namun bermanfaat bagi kesehatan seperti meredakan panas tinggi, menghilangkan lelah, dan memulihkan stamina setelah melahirkan.

Beberapa jenis buahan seperti semangka, pisang, sawo, rambutan dan makanan seperti nasi goreng, juga ditemukan di Kamboja. Namun jika Anda melancong ke negara lain, sayang rasanya jika tak mencicipi sesuatu yang  baru dari negara itu. (***)     

1 Februari 2012

Jangan Sia-siakan Momentum HPN 2012

MEMBANGUN profesi wartawan yang berkualitas dan bermartabat bukanlah pekerjaan ringan. Selain dibutuhkan kesadaran individu wartawan untuk membangun dirinya, peran media tempat si wartawan bekerja dan organisasi pers yang menaunginya, juga sangat besar.
Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) yang berlangsung di Jambi tahun ini merupakan momen penting bagi wartawan Jambi untuk mewujudkan visi menjadi seorang wartawan yang berkualitas dan bermartabat. Kehadiran HPN di negeri berlambang Angso Duo ini harus diakui telah membawa berkah besar yang tak mungkin dipandang sebelah mata. Beberapa minggu menjelang HPN, diselenggarakan tiga kelas pendidikan wartawan; Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) I, Uji Kompetensi Wartawan (UKW) dan SJI II.
Masih dalam rangka HPN, akan diselenggarakan serangkaian seminar dan konvensi media massa yang sarat bobot penambahan wawasan, sosialisasi UU Pers dan diskusi tentang peran pers yang lebih kuat di masa mendatang. Jambi juga direncanakan sebagai tempat ditandatanganinya MOU antara Dewan Pers dan POLRI tentang penanganan kasus pemberitaan pers.
Terakhir adalah monumen pers “Tiga Pena” dan sebuah perpustakaan pers, yang pertama ada di Indonesia. Semua ini adalah berkah yang diperoleh oleh wartawan Jambi karena daerahnya terpilihnya menjadi tuan rumah HPN tahun 2012.
Namun deretan berkah tersebut tak berarti apa-apa bila wartawan di negeri ini tak mampu memanfaatkannya dengan baik. Tak ada gunanya pelatihan dan seminar sebanyak apapun, bahkan sebuah perpustakaan bila wartawannya sendiri tak berkehendak meningkatkan kualitas dan komitmennya menjadi wartawan yang professional.
Peran organisasi wartawan dan media massa tentu sangat besar untuk mendorong wartawannya menjadi seorang profesional. Sangat dipuji kesediaan beberapa pemimpin redaksi di daerah ini yang mendorong wartawannya untuk ikut SJI dan UKW, meski konsekuensinya tak ada setoran berita selama penyelenggaraan pelatihan yang berjadwal sangat ketat tersebut. Juga patut diapresiasi uluran tangan banyak pihak, termasuk pemerintah daerah dan Gubernur Jambi yang menyokong sepenuh hati agenda pelatihan wartawan.
Mudah-mudahan rangkaian kegiatan HPN 2012 akan melahirkan wartawan dengan spirit baru, pers yang benar-benar menjadi corong rakyat bersuara. Juga diharapkan semakin berkurang kuli tinta yang mencederai hati rakyat karena pemberitaannya yang tak benar dan tak balans. Ketua PWI Jambi dan jajarannya pun boleh sedikit berlega hati, mimpi mereka membangun PWI yang besar dan bermartabat, berlahan tapi pasti menampakkan wujudnya (***)

Penulis Perempuan Jambi Luncurkan Buku di HPN 2012



SEBUAH buku yang mengungkap kekayaan kerajinan dan kuliner Jambi akan diluncurkan pada peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2012. Buku bertajuk Kerajinan Unggulan dan Makanan Khas Jambi ini ditulis dua perempuan yang cukup lama malang melintang di dunia jurnalistik Jambi, Asnelly Ridha Daulay dan Fitriani Ulinda.
Buku berdesain cantik dan full color tersebut terbilang istimewa karena digarap hanya dalam waktu dua bulan. “Kami memang dikejar waktu. Tapi tekad sudah bulat, sebagai tuan rumah kita harus memberikan yang terbaik. Sebagai penulis, inilah yang dapat kami sumbangkan untuk mempromosikan Jambi di tingkat nasional,” ungkap Asnelly yang menjadi penulis utama buku 55 halaman itu.
Penulis yang juga peneliti di Balitbangda Provinsi Jambi ini berharap buku tersebut dapat menjadi kenang-kenangan manis bagi tamu HPN yang datang ke Jambi. “Buku tersebut akan dibagi gratis untuk tamu HPN. Biasanya tuan rumah HPN hanya membuat brosur atau leaflet tentang daerahnya, tapi Jambi membuat sebuah buku. Oleh-oleh berupa buku ini tentunya akan bertahan lebih lama di memori tamu-tamu kita,” tambahnya.
Kedua penulis menyadari buku tersebut belum dapat menampung semua jenis makanan khas dan kerajinan yang ada di Jambi. Namun sebagai langkah awal kehadiran buku tersebut cukup membanggakan.
“Belum ada buku tentang kerajinan atau makanan khas Jambi yang dicetak dan didistribusikan seperti buku ini. Meski belum lengkap, ini sudah cukup baik. Kita akan perbaiki dan tambah lagi halamannya untuk cetakan berikut,” ungkap Fitri Ulinda, Pemred Media Jambi yang ikut menulis buku tersebut. Selain dicetak di Jambi, buku ini juga dicetak oleh PWI Pusat untuk dibagikan ke rombongan Presiden RI, Dubes dan Gubernur seluruh Indonesia yang menghadiri acara puncak HPN.
Baik Asnelly maupun Fitri bertekad akan menyempurnakan buku yang mereka tulis. “Ibu Gubernur Jambi ternyata jago masak dan tahu banyak tentang makanan khas Jambi dan kerajinannya.  Dengan dukungan beliau, kami akan melengkapi isinya serta dicetak dan didistribusikan menggunakan jasa penerbit nasional,” tambah Asnelly lagi.
Buku ini akan diluncurkan di Seminar Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) Cabang Jambi di Gedung Dekranasda Provinsi Jambi tanggal 8 Februari mendatang yang acaranya direncanakan dibuka oleh Ny. Hj. Yusniana Hasan Basri. Selain bercerita tentang makanan seperti nasi minyak, dendeng batokok, gulai kuyung dan kue muso, buku ini juga banyak memaparkan perkembangan kerajinan rakyat seperti batik, sulaman benang mas dan batu akik sarang tawon. (TIM)